Profile > Selayang Pandang

Selayang Pandang

Sekilas memandang gedung Sekolah Kuncup Melati, kesan pertama akan terucap kata ‘cukup megah’. Bangunan berlantai tiga berdiri kokoh di Jl. Gang Lombok 60 Semarang diresmikan penggunaannya oleh Walikota pada saat itu, Bp. Soetrisno Suharto pada hari Jumat, 9 Oktober 1992. Memang ada beberapa orang yang terkecoh dengan penampilan gedung Sekolah Kuncup Melati, diantaranya beberapa sales dan seorang pelamar calon guru. Mengira bahwa yang bersekolah di Kuncup Melati adalah siswa yang orang tuanya ‘berkantong tebal’ yang tentunya sarana prasarana di rumah lebih dari sederhana

 

Sekolah Kuncup Melati yang berada dibawah naungan Yayasan Khong Kauw Hwee Semarang sekilas sama dengan sekolah-sekolah regular pada umumnya. Hanya yang membedakan adalah yang bersekolah alias siswanya berasal dari kalangan keluarga kurang beruntung dibidang ekonomi.

Pihak sekolah tidak memungut biaya dari siswa, dengan kata lain siswa bersekolah gratis. Tidak hanya sebagai slogan tetapi benar-benar gratis. Siswa tidak dikenakan biaya sekolah bahkan siswa mendapat perlengkapan sekolah ( antara lain seragam sekolah, alat tulis, dll) juga sembako dan masih banyak lagi.

Semua itu tidak luput dari peran serta masyarakat yang bersimpati sehingga sekolah Kuncup Melati dapat “bernafas” hingga saat ini.

Meski dibawah naungan Yayasan Khong Kauw Hwee Semarang, Sekolah Kuncup Melati tidak memperdulikan agama, etnis maupun keturunan calon siswanya. Siapapun boleh bersekolah di Kuncup Melati yang punya jenjang pendidikan TK, SD, dan SMP (SMP mulai tahun ajaran 2012/2013) asal memenuhi persyaratan diantaranya membawa Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kelurahan dan lolos seleksi.

Saat didirikan 1 Januari 1950 Sekolah Kuncup Melati hanya merupakan Pemberantaan Buta Huruf. Seiring dengan berjalannya waktu dan jumlah peserta didik; kursus tersebut menjelma menjadi sebuh sekolah, “Sekolah Kuncup Melati”. Sekolah Kuncup Melati dari awal sudah berkomitmen tidak hanya sekedar membekali peserta didik dengan pengetahuan tetapi juga pendidikan budi pekerti, keterampilan (keprigelan) dan kesenian untuk bekal kehidupan yang lebih baik.

Tanggal 30 Maret 1954, kursus pertukangan atau kursus kerajinan resmi dibuka, bagi murid laki-laki diajarkan keterampilan pertukangan, kerajinan rotan, membuat obat nyamuk, topeng, mainan anak-anak, wayang potehi, membuat dan memperbaiki sepatu, sandal dan belajar memotong rambut, sedangkan bagi murid perempuan diajarkan keterampilan menyulam, menjahit, membuat dompet, membuat roti. Sekarang, pendidikan keterampilan yang sedang dilaksanakan adalah pembuatan lampion dengan manik-manik maupun kertas, pohon imlek, batik, dan sebagainya.

Mulai tahun ajaran 2010/2011 Sekolah Kuncup Melati menerapkan sistem lima hari bersekolah, yaitu Senin s.d. Jumat, sedangkan hari Sabtu digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler diantaranya mata pelajaran matemtika, seni musik, seni lukis, seni tari tradisional, seni tari modern, ketrampilan, tata boga dan menjahit.